Kisah Pilu Keluarga Mengais Kulit Ayam Sisa Kantin Demi Bisa Makan
Sabtu, 20 Maret 2021
Edit
Kisah Pilu Keluarga Mengais Kulit Ayam Sisa Kantin Demi Bisa Makan
Kemiskinan membuat sebuah keluarga mengais kulit ayam yang dibuang demi bisa makan.
Kemiskinan membuat sebuah keluarga di Kelantan, Malaysia, melalui masa-masa yang sangat sulit. Keluarga Siti Hamidah Abdul Hamid hanya bergantung pada pendapatan suaminya untuk menutupi pengeluaran mereka.
Padahal, suami Siti yang bernama Muhamad Zuhaidi Safin hanya bekerja sebagai buruh. Penghasilan pria 33 tahun itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap hari.
Namun tak lantas mereka berpangku tangan menerima nasib. Untuk memenuhi kebutuhan makan setiap hari, keluarga Siti mengais kulit ayam yang dibuang sebuah kantin.
Meski banyak yang tidak suka, Wanita 32 tahun itu mengatakan, kulit ayam sekarang jadi makanan 'mewah' sekaligus favorit keluarganya.
Tak Mampu Membeli Daging atau Ikan
Siti mengaku tidak mampu membeli daging sapi, daging ayam, atau ikan setiap hari karena penghasilan suaminya yang tak seberapa.
Beruntung ada kulit ayam yang dia dapatkan dari kantin di dekat sebuah sekolah di Kelantan.
" Saya merasa sayang dengan kulit ayam yang dibuang oleh kantin tersebut. Apalagi keluarga saya tak mampu membeli daging sapi, daging ayam, atau ikan setiap hari," katanya.
Karena itu dia sangat bersyukur ada orang yang berbaik hati memberikan kulit ayam untuk diolah jadi makanan.
Terpaksa Makan Kulit Ayam Meski Tidak Sehat
Siti sadar bahwa kulit ayam tidak baik bagi kesehatan. Tapi keluarganya tak punya pilihan karena miskin.
Ketiga anaknya yang masih kecil bahkan sangat menikmati kulit ayam sisa tersebut sejak dua tahun yang lalu.
" Semua anak saya yaitu Siti Aisyah (8 tahun), Norsyayidah Nafisah (6 tahun), dan Nor Syafiya Nadira (3 tahun), suka makan kulit ayam sejak dua tahun lalu," katanya.
Sementara itu, Muhamad Zuhaidi mengatakan bahwa gajinya sebagai buruh tidak tetap. Dia juga harus membayar sewa rumah mereka.
Meskipun rumah yang disewa sudah reyot, Muhamad Zuhaidi tetap harus membayar uang sewanya sekitar 100 ringgit atau sekira Rp341 ribu sebulan.
" Yang paling penting adalah keluarga saya bisa makan dan tetap sehat," katanya. Muhamad Zuhaidi berharap keluarganya bisa punya rumah sendiri suatu hari nanti.
Sumber Artikel: